TwitterTwitter FacebookFacebook FlickrFlickr RSSRSS

Friday, February 29, 2008

Pindah atau gak usah pindah?!?

gw lagi bingung nih!! gw mau pindah kostan apa gak usah, ya? gw udah terlanjur betah sama kostan gw sekarang.. gw emang orangnya gampang betahan (bukan bertahan?!!)..

Alesannya gw mau pindah, selain karena ada sedikit masalah pribadi *maaf!*, di tempat yg bakal gw tempatin itu, deket sama tempat gw kerja plus deket sama tempat adek gw kuliah. Jadi kita gak perlu ngeluarin ongkos buat naek angkot lagi.. Tinggal lompat 2x, salto 5x, tiger spring 4x langsung nyampe..

Sebelumnya kita (gw sama adek gw), kudu ngeluarin biaya sekitar 2000 sampe 2500 buat sampe ke tempat kerja gw atau tempat kuliah adek gw. Tergantung sopir angkotnya jg sih.. Kadang kalo dikasih 2000, dia "nerimo" tapi ada jg sopir angkot yg kalo dikasih 2000, langsung bilang gini "kurang a' ongkosnya...! 500 deui.."

Kalo di itung-itung, pengeluaran gw (anggap aja 2500) :
* 2500 x 2 = 5rb (pulang pergi)
* 5rb x 5 = 25rb (seminggu)
* 25rb x 4 = 100rb (sebulan)
buat anak kost kyk gw, uang segitu mah lumayan gede.. Blm lagi pengeluaran buat adek gw. Kalo di itung-itung bisa nyampe hampir 200rb'an. kan lumayan..

Tapi di lingkungan kost gw yg baru ini (kalo gw jadi pindah..), gw kudu adaptasi lagi. kenal dengan orang-orang baru lagi. Itu yang paling males...
Udah ah.. bingung aing mah euy..?!?

Wednesday, February 27, 2008

Main bola, harus siap cedera...

Hiiiii.....serem banget! Gw kemaren liat berita, kalo cederanya Eduardo Da Silva parah.. Bahkan kalo tim medisnya tidak bertindak cepat, kaki Dudu hampir diamputasi. Eduardo pun di kabarkan bakal absen panjang. Kemungkinan sampe musim kompetisi berakhir. Dudu pun dipastikan tidak membela Timnas Kroasia pada putaran final Euro 2008 nanti. Dia dikabarkan bakal absen selama lebih kurang 9 bulan.
Dudu mengalami patah kaki akibat takling keras dari Martin Taylor saat Arsenal berhadapan dengan Birmingham City. Pertandingan baru berjalan sekitar 3 menit, kemudian insiden mengerikan itupun terjadi.. Martin Taylor pun harus membayar mahal dari perbuatannya itu. Ia langsung di kartu merah oleh wasit. Dan Martin Taylor pun harus mengalami teror bahkan ancaman mati dari para pendukung Eduardo, terutama para pendukung timnas Kroasia.

Gw langsung buru-buru
googling buat nyari foto dari insiden itu. Gilaaaa.......!! Anjriiittt...!!
Lo liat sendiri dah...



Gw tambahin artikel dari detik.com :

"Eduardo Cedera Parah"
Penyerang Arsenal Eduardo da Silva cedera parah di menit-menit awal laga melawan Birmingham. Pemain asal Kroasia itu diprediksi harus absen sepanjang sisa musim dan tak tampil di Piala Eropa 2008.

Saat The Gunners dijamu Birmingham di lanjutan laga Premiership, Sabtu (23/2/2008) malam, Eduardo diganjal keras oleh Martin Taylor pada menit-menit awal. Bek tengah itu lantas diganjar kartu merah atas tekel horornya.

Melihat Eduardo yang masih terpuruk, wasit Mike Dean dan pemain Arsenal langsung memberi tanda kepada tim medis untuk segera memberikan perawatan. Akibatnya permainan sempat terhenti selama sekitar tujuh menit. Sampai berita ini diturunkan, pertandingan masih berjalan.

Cedera itu diduga cukup parah sehingga stasiun televisi yang menyiarkan pun memilih untuk tidak memperlihatkan tayangan ulang. Besar kemungkinan kalau kaki Eduardo patah, diprediksi mirip seperti cedera Alan Smith ketika masih membela Manchester United untuk menghadapi Liverpool tahun 2006.

Eduardo langsung dilarikan ke Rumah Sakit Selly Oak dengan menggunakan ambulans. "Arsenal sudah mengonfirmasi bahwa kaki kiri bagian bawah Eduardo patah dan sekarang sedang dia ada di rumah sakit, di mana mereka akan segera mengambil keputusan apakah dioperasi atau tidak," ujar Ian Brown kepada BBC 5 Live.

Mantan kapten Everton Kevin Ratcliffe turut buka suara di 5 Live dengan menyatakan, "Dari (reaksi) para pemain, terutama (Cesc) Fabregas dan Adebayor, kepala mereka langsung tertunduk menyadari cedera itu sangat serius."

sumber : http://www.detiksport.com/sepakbola/index.php/detik.read/tahun/2008 /bulan/02/tgl/23/time/212406/idnews/898892/idkanal/72

"Hantu itu bernama Cedera"

Dalam sepakbola, unsur kejutan di banyak kesempatan terkait dengan hasil akhir. Tapi bagi seorang pesepakbola, bentuk suspense paling menggetarkan bisa jadi adalah cedera.

Hantu itu bernama cedera. Seorang pemain sepakbola akan selalu diikuti oleh ketakutan akan terjadinya cedera. Tidak hanya di dalam pertandingan, hantu cedera juga membayang di arena latihan.

Coba tanyakan kepada Eduardo. Striker Arsenal bernama lengkap Eduardo da Silva ini pasti tak akan menyangka bahwa pertandingan klubnya melawan Birmingham, Sabtu (23/2/2008), akan jadi salah satu hari yang paling nahas dalam karirnya.

Tiga menit pertandingan dimulai, tiga menit pula perjalanan Eduardo di musim pertamanya di Liga Inggris harus berakhir. Cedera parah yang didapatnya akibat tekel keras Martin Taylor membuat pemuda berdarah Brasil yang hijrah ke Kroasia itu harus rehat dalam waktu lama.

Tapi Eduardo tak sendirian. Sejarah tentang tragedi cedera yang mendera pesepakbola membentang di Britania (dan juga negara lainnya) semenjak bertahun-tahun lalu. Berikut adalah catatan yang dilansir Daily Mail.

David Busst terpaksa harus pensiun karena mengalami patah di tulang fibula dan tibia-nya. Bek Coventry itu mendapat cederanya saat bertabrakan dengan Dennis Irwin saat klubnya menghadapi Manchester United tahun 1996.

Karir yang berakhir juga harus dihadapi oleh Luc Nilis. Penyerang asal Belgia itu mengalami patah kaki di dua tempat saat bertabrakan dengan kiper Ipswich Richard Wright, September 2000.

Alf Inge Haaland juga pensiun dini akibat cedera. Saat memperkuat Manchester City dalam derby Manchester menghadapi MU, April 2001, pemain Norwegia itu ditekel oleh Roy Keane. Lutut Haaland cedera dan ia tidak bisa bermain lagi setelahnya. Haaland akhirnya gantung sepatu tahun 2003.

Djibril Cisse (Liverpool), Henrik Larsson (Glasgow Celtic), Stan Collymore (Leicester) dan Alan Smith (MU) barangkali lebih beruntung ketimbang tiga nama di atas. Lima pemain itu memang mengalami cedera parah, tapi setelahnya tetap bisa merumput lagi sesudahnya.

Cisse, Larsson dan Smith hingga saat ini masih aktif bermain. Sementara Collymore sudah menjadi pensiunan. Satu pemain lagi yang mengalami cedera parah adalah Kieron Dyer. Kaki kanan Dyer patah di dua tempat pada Agustus tahun silam dan hingga kini ia belum bermain lagi.

Sepakbola adalah drama. Dan kali ini, bagi Eduardo, drama itu adalah sesuatu yang tragis. Seisi stadion terdiam (dan mungkin jutaan orang lain melalui kotak televisi) menyaksikan tragedi itu terjadi di depan mata mereka.

Bila Albert Camus, sastrawan peraih Nobel asal Prancis itu menyaksikan drama tragis Eduardo, ia barangkali tak hanya akan mengatakan bahwa dari sepakbola ia memetik pelajaran tentang moralitas, tapi ia juga akan berkata bahwa ia belajar soal tragedi seorang anak manusia.

sumber : http://www.detiksport.com/sepakbola/index.php/detik.read/tahun/2008 /bulan/02/tgl/25/time/062740/idnews/899174/idkanal/72

Thursday, February 14, 2008

2 Manusia Super di Jembatan Setiabudi

*Dikutip dari tulisan **Fanani, M. Firdaus dalam MailingList Hornet*
*Re-post oleh : Afriyan Khaidir Iskandar dari Juventus Milis*


Sekedar berbagi cerita di forum orang orang super dalam keindahan hari
ini :

Siang ini February 6, 2008 , tanpa sengaja ,saya bertemu dua manusia super. Mereka mahluk mahluk kecil, kurus,kumal berbasuh keringat. Tepatnya diatas jembatan penyeberangan setia budi, dua sosok kecil berumur kira kira delapan tahun menjajakan tissue dengan wadah kantong plastik hitam. Saat menyeberang untuk makan siang mereka menawari saya tissue diujung jembatan, dengan keangkuhan khas penduduk Jakarta saya hanya mengangkat tangan lebar lebar tanpa tersenyum yang dibalas dengan sopannya oleh mereka dengan ucapan "Terima kasih Oom !". Saya masih tak menyadari kemuliaan mereka dan cuma mulai membuka sedikit senyum seraya mengangguk kearah mereka.

Kaki - kaki kecil mereka menjelajah lajur lain diatas jembatan , menyapa
seorang laki laki lain dengan tetap berpolah seorang anak kecil yang penuh
keceriaan, laki laki itupun menolak dengan gaya yang sama dengan saya, lagi-lagi sayup-sayup saya mendengar ucapan terima kasih dari mulut kecil mereka. Kantong hitam tempat stok tissue dagangan mereka tetap teronggok disudut jembatan tertabrak derai angin Jakarta . Saya melewatinya dengan lirikan kearah dalam kantong itu, duapertiga terisi tissue putih berbalut plastik transparan .

Setengah jam kemudian saya melewati tempat yang sama dan mendapati mereka tengah mendapatkan pembeli seorang wanita , senyum diwajah mereka terlihat berkembang seolah memecah mendung yang sedang manggayut langit Jakarta .

" Terima kasih ya mbak. Semuanya dua ribu lima ratus rupiah!" tukas mereka, tak lama siwanita merogoh tasnya dan mengeluarkan uang sejumlah sepuluh ribu rupiah .

" Maaf, nggak ada kembaliannya.. ada uang pas nggak mbak? " mereka
menyodorkan kembali uang tersebut. Si wanita menggeleng, lalu dengan
sigapnya anak yang bertubuh lebih kecil menghampiri saya yang tengah
mengamati mereka bertiga pada jarak empat meter.

" Oom boleh tukar uang nggak, receh sepuluh ribuan ?" suaranya
mengingatkan kepada anak lelaki saya yang seusia mereka. Sedikit terhenyak saya merogoh saku celana dan hanya menemukan uang sisa kembalian food court sebesar empat ribu rupiah .

" Nggak punya ! ", tukas saya. Lalu tak lama si wanita berkata " Ambil saja
kembaliannya, dik !" sambil berbalik badan dan meneruskan langkahnya kearah ujung sebelah timur.

Anak ini terkesiap, ia menyambar uang empat ribuan saya dan menukarnya
dengan uang sepuluh ribuan tersebut dan meletakkannya kegenggaman saya yang masih tetap berhenti , lalu ia mengejar wanita tersebut untuk memberikan uang empat ribu rupiah tadi. Si wanita kaget, setengah berteriak ia bilang " sudah buat kamu saja , nggak apa..apa ambil saja !", namun mereka berkeras mengembalikan uang tersebut. " maaf mbak, Cuma ada empat ribu, nanti kalau lewat sini lagi saya kembalikan !" Akhirnya uang itu diterima si wanita karena si kecil pergi meninggalkannya.

Tinggallah episode saya dan mereka , uang sepuluh ribu digenggaman saya
tentu bukan sepenuhnya milik saya . mereka menghampiri saya dan berujar " Om, bisa tunggu ya, saya kebawah dulu untuk tukar uang ketukang
ojek !".

" eeh...nggak usah..nggak usah..biar aja...nih !" saya kasih uang itu ke
si kecil, ia menerimanya tapi terus berlari kebawah jembatan menuruni tangga yang cukup curam menuju ke kumpulan tukang ojek.

Saya hendak meneruskan langkah tapi dihentikan oleh anak yang satunya,
" Nanti dulu Om, biar ditukar dulu..sebentar "
" Nggak apa apa , itu buat kalian " Lanjut saya.
" jangan...jangan Om, itu uang om sama mbak yang tadi juga " anak itu
bersikeras.
" Sudah...saya ikhlas, mbak tadi juga pasti ikhlas.. ".

Saya berusaha membargain, namun ia menghalangi saya sejenak dan berlari keujung jembatan berteriak memanggil temannya untuk segera
cepat, secepat kilat juga ia meraih kantong plastik hitamnya dan berlari kearah saya.

" Ini deh om, kalau kelamaan, maaf..." ia memberi saya delapan pack
tissue

" Buat apa ?" saya terbengong

" Habis teman saya lama sih Om, maaf, tukar pakai tissue aja dulu.. " walau
dikembalikan ia tetap menolak .

Saya tatap wajahnya , perasaan bersalah muncul pada rona mukanya . Saya kalah set , ia tetap kukuh menutup rapat tas plastic hitam tissuenya .
Beberapa saat saya mematung di sana , sampai sikecil telah kembali dengan
genggaman uang receh sepuluh ribu , dan mengambil tissue dari tangan saya serta memberikan uang empat ribu rupiah.

"Terima kasih Om !" mereka kembali ke ujung jembatan sambil sayup sayup
terdengar percakapan " Duit mbak tadi gimana..? " suara kecil yang lain
menyahut " lu hafal kan orangnya, kali aja ketemu lagi ntar kita kasihin
..." percakapan itu sayup sayup menghilang, saya terhenyak dan kembali
ke kantor dengan seribu perasaan.

Tuhan, hari ini saya belajar dari dua manusia super, kekuatan kepribadian
mereka menaklukan Jakarta membuat saya trenyuh, mereka berbalut baju lusuh tapi hati dan kemuliaannya sehalus sutra , mereka tahu hak mereka dan hak orang lain , mereka berusaha tak meminta minta dengan berdagang Tissue. Dua anak kecil yang bahkan belum baligh , memiliki kemuliaan diumur mereka yang begitu belia.

"Usia memang tidak menjamin kita menjadi Bijaksana , kitalah yang
memilih untuk menjadi bijaksana atau tidak"


Saya membandingkan keserakahan kita, yang tak pernah ingin sedikitpun
berkurang rizki kita meski dalam rizki itu sebetulnya ada milik orang lain .

Tuesday, February 12, 2008

Bravo.....Sriwijaya FC !!

Gw lagi seneng banget neh.. Tim favorit gw (di liga indonesia) Sriwijaya FC, juara liga djarum 2007 hari minggu kemaren (ngalahin PSMS Medan, 3-1). Setelah sebelumnya, mereka juga juara Copa Dji Sam Soe (ngalahin Persipura lewat adu penalti).Secara gw lahirnya di palembang, dan gw asli palembang, secara gak langsung gw ikut merhatiin -baca beritanya, ikut ngatain temen gw yg bela klub laen, yg kalo abis dikalahin Sriwijaya FC- dan gw kadang suka nonton jg di tipi kalo mereka lagi ada pertandingan.

Tapi sedihnya, gw gak bisa ngerasain langsung uforia kemenangan Sriwijaya FC. Secara, gw lagi ada di bandung. Coba aja gw ada di palembang. Selaen nontonnya lebih rame, pastinya suasananya jg lebih meriah apalagi pas Sriwijaya FC, jadi juaranya. Temen gw, sampe taruhan gara-gara pertandingan kemaren (insap, bi....) Gak tanggung-tanggung uang yg dijadiin buat taruhan. Jumlahnya sebesar lima ribu rupiah..... gubraakkkk...!! (*mang, pempek telok besak sikok..?!@#).

Review pertandingan kemaren :
Waktu babak pertama mulai, gw sempet takut jg, soalnya baru berapa menit maen, udah ada beberapa pemaen yg di kartu kuning. Walaahh.... Menit ke-14, gw teriak-teriak di kamar sendirian, pas Anoure Obiora nyetak gol. Lebih senengnya lagi pas ada bek'nya PSMS (Murphy Kumonple kalo gak salah) kena kartu merah jelang akhir babak pertama. Tapi justru maen dengan 10 orang, PSMS malah nguasain pertandingan. Tambah cemas, pas pertengahan babak kedua, PSMS bisa nyamain kedudukan lewat gol dari Llomel. SFC gak bisa bales golnya PSMS sampe akhir babak kedua.

Pertandingan dilanjutin dengan perpanjangan waktu. Perpanjangan waktu pertama, hasil tetap 1-1. Waduh...gawat nih kalo sampe adu penalti lagi. Sebelumnya, pas semifinal, PSMS menang adu penalti lawan Persipura. Gw liat kipernya PSMS Markus Horison maennya lagi bagus banget..
Tapi.....tapi....tapi.....penaltinya gak jadi, bro.. Menit ke 107, Keith Kayamba Gumbs, nyetak gol lewat sundulan kepalanya.. (ya eyalah pake kepala, emang ada sundulan kaki...). Dak lamo dari itu, cuma sedenget bae, Zah Rahan nyetak gol ke-3 buat SFC. Gol paling indah menurut gw. Hasil dari spekulasi Markus Horison yg naek ke kotak penalti waktu PSMS dapet tendangan sudut. Hasil akhir 3-1 buat kemenangan Sriwijaya FC. Salut buat Rahmad Darmawan. Salut jg buat perlawanan'nya PSMS.

Tapi yg pasti Sriwijaya FC jadi juara. Double Winner. Semoga tahun depan prestasi ini bisa dipertahankan oleh Tim "Laskar wong kito". Hidup Sriwijaya FC..

Tuesday, February 05, 2008

"The Smiling General"


Udah hampir 2 minggu beritanya, tp gw baru posting hari ini..

Innalillahi wainna ilaihi roji'un..
Telah berpulang kerahmatullah, Mantan Presiden RI yang ke-2, Bapak Pembangunan, Jendral Besar H. Muhammad Soeharto di usia yg ke-86.

Beliau meninggal, setelah sebelumnya di rawat di RSPP Jakarta selama lebih kurang 24 hari (terhitung dari tanggal 4 sampai 27 Januari 2008).

Gw ambil artikel ini dari liputan 6'nya SCTV :


Dari Anak Desa Hingga Menjadi Jenderal Besar

Di Desa Kemusuk, wilayah Godean, Bantul, sekitar 15 kilometer sebelah barat Kota Yogyakarta, Soeharto dilahirkan pada 8 Juni 1921. Ia adalah anak tunggal pasangan Sukirah dan Kertosudiro. Sehari-hari, ayah Soeharto bekerja sebagai pejabat irigasi (ulu-ulu), yang bertanggung jawab membagi air irigasi di berbagai sawah di desa tersebut.

Rumah tempat Soeharto dilahirkan dulunya berdinding bambu. Selain di rumah tersebut, masa kecil Soeharto diwarnai beberapa kali pindah tempat di sejumlah rumah kerabatnya di luar Dusun Kemusuk. Boleh dibilang, hampir tak ada yang istimewa dalam masa kecil dan remaja Soeharto. Pertama, duduk di bangku sekolah menengah pertama pada usia 19 tahun. Selanjutnya Soeharto masuk Sekolah Bintara KNIL (tentara era Pemerintah Kolonial Hindia Belanda) di Gombong, Jawa Tengah, sebelah barat Yogyakarta. Inilah awal karier militer Soeharto yang kelak mendominasi kehidupannya.

Ketika berusia sekitar 26 tahun atau saat berpangkat letnan kolonel, Soeharto menikah dengan Raden Ayu Siti Hartinah--yang kelak populer dengan panggilan Ibu Tien. Siti Hartinah adalah putri Soemoharyomo, seorang wedana di Solo.

Titik penting perjalanan Soeharto tampaknya dimulai pada 11 Maret 1949. Ketika itu Brigade X/Wehrkreise III yang dipimpin Letkol Soeharto menyerang dan berhasil menduduki Kota Yogyakarta selama enam jam. Peristiwa ini dalam lembaran sejarah, terutama yang ditulis pada era Orde Baru, disebut-sebut sebagai Serangan Umum 1 Maret. Serangan itu membuktikan bahwa Republik Indonesia masih ada.

Karier militer Soeharto kemudian menanjak pada 1 Januari 1960. Pria asal Kemusuk itu dipromosikan menjadi brigadir jenderal. Dan setahun kemudian Soeharto ditunjuk sebagai Komandan Komando Cadangan dan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad). Tahun berikutnya Soeharto terpilih sebagai Komandan Mandala untuk pembebasan Irian Barat (Papua) dari cengkeraman Belanda. Ia pun dipromosikan menjadi mayor jenderal.

Langkah Soeharto menuju tampuk kekuasaan ditandai dengan pemberontakan Gerakan 30 September 1965 (versi pemerintah menyebutkan G30S/PKI--Red.). Kala itu terjadi percobaan kudeta yang dipimpin Letnan Kolonel Untung, Komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa yang bertugas sebagai pasukan pengawal istana. Buat memuluskan gerakan kudetanya, Untung dan pasukannya menculik enam jenderal dan seorang letnan satu, ajudan Jenderal Abdul Haris Nasution. Semua korban penculikan itu kemudian dibunuh dan dikuburkan di sebuah lubang di kawasan Lobang Buaya, Jakarta Timur--daerah pinggiran Bandar Udara Halim Perdanakusuma.


Menghadapi kudeta itu, Soeharto berhasil mengkonsolidasikan TNI AD sekaligus meredam upaya perebutan kekuasaan negara. Dengan memegang Surat Perintah 11 Maret alias Supersemar, Soeharto akhirnya mengumumkan pembubaran Partai Komunis Indonesia dan menyatakannya sebagai partai atau organisasi terlarang.

Setahun kemudian, tepatnya tanggal 22 Februari 1967, Soeharto selaku pemegang Ketetapan MPRS Nomor XXXI Tahun 1967 menerima penyerahan kekuasaan pemerintahan dari Presiden Soekarno. Dalam jangka waktu sekitar sebulan, yakni tanggal 7 Maret 1967, melalui Sidang Istimewa MPRS, Soeharto ditunjuk sebagai pejabat presiden. Seminggu kemudian Soeharto dilantik menjadi presiden kedua Republik Indonesia.

Adapun dalam mengisi waktu luangnya, Soeharto yang dianugerahi gelar Jenderal Besar TNI itu senang merawat burung beo peliharaannya. Ada suara khas dari beo tersebut, yakni burung itu dapat mengucapkan "Pak Presiden Soeharto". Dan kini, Smiling General yang memang terkenal dengan senyum khasnya itu telah meninggalkan rakyat Indonesia. Pak Harto--demikian banyak orang kerap menyapanya--meninggalkan enam anak dan beberapa cucu. Selamat jalan Pak Harto.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)